INFLASI
MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
INFLASI (PERUBAHAN HARGA)

Disusun Oleh :
Elizabeth S
22213867
4EB28
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan ekonomi saat
ini telah timbul berbagai macam adanya inflasi dalam perubahan harga,
Inflasi dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kenaikan tingkat
harga rata-rata untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Banyak
dari kita sangat menyadari fenomena ini. Inflasi merupakan fenomena
dunia yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang
ada di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki
penyimpanan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan
asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal
penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian
berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos
pada suatu saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya
beli akibat perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital
berkaitan dengan pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus
ditentukan jenisnya; financial atau fisis.
Akuntansi bagi perubahan harga
secara khusus berhubungan erat dengan manajer-manajer perusahaan
multinasional karena tingkat inflasi bervariasi secara substansial
antara suatu negara dengan negara lainnya, sehingga meningkatkan
kemungkinan dipengaruhinya pelaporan hasil-hasil operasi oleh efek-efek
distorstif dari inflasi. Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan
kinerja perusahaan dapat mengakibatkan tidak efisiennya keputusan
operasional yang dibuat oleh manajer yang tidak mengerti pengaruh dari
inflasi itu sendiri. Dalam kaitannya dengan posisi keuangan, aktiva
keuangan seperti nilai kas akan berkurang nilainya selama inflasi karena
menurunnya daya beli. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari
inflasi global sangat mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar
kehidupan sekarang ini yang memiliki penghasilan dan memperumit
pengambilan keputusan bisnis secar signifikan, terjadinya kegelisahan
politik sosial yang luas, tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi
tidak menyebabkan pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi
warna pada politik global dalam kemajuan saat ini.
PEMBAHASAN
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang.Inflasi merupakan fenomena
dunia yang banyak terjadi di Negara berkembang, namun kecenderungan yang
ada di Negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki
penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsure perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan asset.
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga
barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari
pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat
sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi.
Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi.
Inflasi merupakan masalah ekonomi
(peristiwa moneter) yang hampir terjadi di semua negara di dunia.
Inflasi sering diartikan sebagai suatu kecendrungan naiknya harga-harga
secara umum dalam waktu dan wilayah tertentu. Dari pengertian ini dapat
diambil beberapa hal penting dalam memahami inflasi, bahwa inflasi ini
terjadi: Diwarnai kenaikan harga-harga komoditi secara umum, atau hampir
semua komoditi mengalami kenaikan. Kenaikan harga-harga karena,
misalnya musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi sekali
saja (tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak dapat dikatakan sebagai
inflasi.
Secara umum, perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada
waktu yang berbeda dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran)
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada dua jenis perubahan
harga yaitu :
- Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi
apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara
keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga
disebut deflasi (deflation).
- Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Penyesuaian Inflasi
Serangkaian metode statistik yang
mengukur perubahan-perubahan harga, baik perubahan umum maupun perubahan
spesifik, umumnya tidak bergerak dalampola yang parallel. Selain itu,
masing-masing jenis perubahan harga efeknya berbeda-beda terhadap ukuran
posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan. sehingga
konsekuensinya, jenis perubahan ini harus di pertimbangkan sesuai dengan
yang berbeda. Selanjutnya, akuntansi bagi efek perubahan tingkat harga
umum disebut sebagai model biaya historis-daya beli konstan. akuntansi
bagi perubahan harga spesifik disebut sebagai model nilai ( biaya )
berjalan.
- Penyesuaian tingkat harga umum
Model biaya historis-dolar konstan
mempertimbangkan perubahan harga ini dengan mengukur laba sedemikian
rupa sehingga pendapatan tersebut mencerminkan jumlah maksimum sumber
daya yang dapat didistribusikan ke berbagai pihak yang berhak selama
periode tertentu, dan pada saat yang sama mempertahankan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh jumlah barang dan jasa yang secara umum
sama, pada akhir periode, dengan jumlah barang dan jasa yang dapat
diperolehnya pada awal periode.
- Penyesuaian biaya berjalan
Model biaya berjalan memandang laba
sebagai jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan selama periode
tertentu, dengan mengbaikan pertimbangan pajak, dan pada saat yang sama
mempertahankan kapasitas produkstif atau modal fisik peusahaan .salah
satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menyesuaiakan posisi
aktiva bersih awal perusahaan dengan menggunakan indeks-indeks harga
spesifik yang sesuai (direct pricing ) untuk mencerminkan
perubahan-perubahan biaya berjalan yang ekuivalen dari sebuah item
selama periode yang dimaksud. jadi, sementara tujuan dari penyesuaian
tingkat harga umum adalah untuk mempertahankan daya beli umum dari modal
uang awal perusahaan, serta berupaya untuk mempertahankan modal fisik
atau kapasitas produktif perusahaan.
Sehingga dengan adanya perubahan harga
dalam akuntansi maka akan terjadi inflasi yang merupakan kenaikan
tingkat harga rata-rata yang bersifat sementara atau berlangsung
terus-menerus. Ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang
lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini
disebut inflasi.
Penyebab Inflasi
Penyebab terjadinya inflasi secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Demand-pull inflation
Bertambahnya permintaan terhadap barang
dan jasa menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi.
Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga
terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.
- Cost-push inflation
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak terhadap
individu maupun bagi kegiatan perekonomian secara luas. Dampak yang
ditimbulkan dapat bersifat negatif atau pun positif, tergantung pada
tingkat keparahannya.
- Dampak positif
Pengaruh positif inflasi terjadi apabila
tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang
berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah 15% per
tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan
mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini
terjadi, karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat
memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta
menjual barang dan jasa.
- Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu tinggi membawa
dampak yang tidak sedikit terhadap perekonomian, terutama tingkat
kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut, antara lain:
- Dampak Inflasi terhadap Pemerataan Pendapatan
- Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil Produksi)
- Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
- Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
- Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa Depan
- Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran
Cara Mengatasi Inflasi
- Kebijakan moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi
terjadi karena penambahan jumlah uang beredar. Dengan demikian, secara
teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi, yaitu dengan
mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri diantaranya :
- politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
- operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI, menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
- kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
- politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemtongan uang dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 1
- Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal
dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah mengurangi
pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman
pemerintah.
- Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga
cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah (gaji), dan
pengamanan harga, serta distribusi barang.
Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
- Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting
Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang
memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta
atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk selama lima tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli
konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi dan bukan
menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan
keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan
bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan,
(2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3)
pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat
bila dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89)
untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga
yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi
dimasa depan. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk 5 tahun terakhir
- Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
- Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
- Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
- Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan
- Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
- Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
- Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
- Dividen per saham biasa.
- Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
- Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris
(Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar
Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16)
“Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret
1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama,
apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini,
SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal.
Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi,
laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris
memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
- Brazil
Inflasi seringkali merupakan bagian
lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat
inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi
diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini
mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan
hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh
pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva
permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan
depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk
setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham
terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun
cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga
terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah
lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil
mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang
tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi
dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.
Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan
posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak
berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29
yang membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi
laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan
yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,
apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya
kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka
terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli
yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih
dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan:
- Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
- Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
- Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
- Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
- Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
- Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
- Akuntansi inflasi luar negeri.
- Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
KESIMPULAN
Inflasi merupakan fenomena dunia
yang banyak terjadi di negara berkembang, namun kecenderungan yang ada
di negara maju mengadopsi “akuntansi inflasi” untuk memperbaiki
penyimpangan dari convensional historical cost accounting yang
memasukkan unsur perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan
asset. Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal
penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan
kapital. Konsekuensi-konsekuensi internasional dari inflasi global
sangat mengganggu. Karena inflasi telah mengikis standar kehidupan
sekarang ini yang memiliki penghasilan dan memperumit pengambilan
keputusan bisnis secar signifikan, terjadinya kegelisahan politik
sosial yang luas, tekanan-tekanan ekonomis tidak di ragukan lagi tidak
menyebabkan pergolakan-pergolakan politik yang telah memberi warna pada
politik global dalam kemajuan saat ini. Pemerintah-pemerintah di seluruh
dunia telah mencoba berbagai cara yang potensial untuk menanggulangi
inflasi. Diantaranya adalah kebijakan moneter dan fiskal yang
restriktif, peraturan-peraturan yang ditujukan untuk mengendalikan upah
dan harga-harga, dan aktivitas-aktivitas pengaturan lainnya.
http://isnanaina.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-internasional.html
http://carlcarla.blogspot.co.id/2013/05/tugas-akuntansi-internasional-inflasi_12.html
https://muhammadsyidiq.wordpress.com/2016/04/12/akuntansi-internasional-bab-vi-pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
http://maristafitri.blogspot.co.id/2015/06/akuntansi-perubahan-harga-inflasi.html
Komentar
Posting Komentar