MAKALAH TRANSLASI MATA UANG ASING

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL
TRANSLASI MATA UANG ASING

 

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

NAMA           : ELIZABETH.S
KELAS            : 4EB28
NPM             : 22213867


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmadNyalah penulis dapat menyelesaiakan makalah yang tentang ‘Translasi Mata Uang Asing’. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar sepenuhnya bahwa dikarenakan keterbatasan kemampuan, maka makalah ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis sudah berusaha secara maksimal untuk menyusun dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.


Tangerang, 15 April 2017


ELIZABETH.S   



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Translasi mata uang asing berbeda dengan konversi mata uang asing. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam poundsterlling Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Terkadang sulit dibedakan antara konversi dan translasi oleh karena itu, penting untuk mengetahui teorinya agar dapat membedakan dalam praktinya. Perusahaan di Indonesia tidak hanya melakukan transaksi dengan perusahaan lokal akan tetapi juga melakukan transaksi internasional bahkan ada yang membuka cabang di negara lain ataupun melakukan merger dengan perusahaan luar negeri. Sehingga diperlukan pengetahuan mendalam mengenai translasi dan konversi. Karna masalah diatas sehingga penulis memilih tertarik untuk menyajikan materi terkait dengan translasi mata uang asing.

B.    Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing secara keseluruhan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui translasi mata uang asing secara keseluruhan.


BAB II
PEMBAHASAN

TRANSALSI MATA UANG ASING

TRANSLASI
Merupakan proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi/diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang  yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
Konversi adalah pertukaran dari suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang secara fisik.
Penyesuaian Translasi adalah penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
Keuntungan / kerugian translasi :
a.       Tanggal laporan keuangan awal
b.       Tanggal laporan keuangan berikutnya

ALASAN MELAKUKAN TRANSLASI 
           Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi (translation). Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operiasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. 
Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period ke periode lain sulit dilakukan.
                 Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seprti pembelian barang dagang dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang. 
                 Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uanng jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
            Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
            Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang.
            Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
            Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing.
            Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung atau dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung.

PERMASALAHAN
            
Jika kurs nilai tukar relative stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan rinci atau kaki menjadi ekuivalennya dalam unit metric. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara –negara industry maju menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi sering khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa Negara di Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.
PENGARUH ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
            Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik. Pertama, kurs sekarang adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historisadalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
            Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.

TRANSAKSI MATA UANG ASING
            Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur dalam mata uang yang lain.
            FAS No. 52 pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing :
1.      Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2.      Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
     Perspektif Transaksi Tunggal  : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
     Perspektif Dua Transaksi : Penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut . 
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
1.         Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
2.         Transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu  lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.
TRANSLASI MATA UANG ASING
            Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik.
            Metode translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dan metode yang menggunakan berbagai macam kurs.

      a.      METODE KURS TUNGGAL
            Metode kurs tunggal, telah lama populer di Eropa. Penggunaan nilai tukar kurs tunggal, kurs sekarang dan kurs penutupan untuk semua aset dan kewajiban mata uang asing.
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan  dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal.
            Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
     b.      METODE KURS BERGANDA
            Metode kurs ganda merupakan kombinasi kurs sekarang dan kurs historis dalam proses translasinya.
a). metode current-noncurrent
aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk prusahaannya berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali penyusutan) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis.
b). metode metode monetary dan nonmonetary
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewjiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nin moneter aktiva tetap investasi jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan mnggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi di translasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep current-noncurrent.  Metode ini melihat bahwa aktiva dan kwajiban menghadapi resiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini mentranslasikan seluruh aktiva non moneter berdasarkan kurs historis yang tidak cukup memadai untuk aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena emmbandingkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan ynag diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi historis.
c). metode sementara
translasi mata uang asing merupakan proses konversi pengukurab atau penyajian ulang nilai tertentu. metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Kas diukur berdasarkan jumlah ynag dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkitrakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi ( harga historis). Namun beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi lokal. Metode ini memiliki keterbatasan  dengan metode translasi lain. Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.

PENGARUH LAPORAN KEUANGAN
            Tampilan dibawah ini menunjukan metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak perusahaan di Meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis di AS terhadap saldo dalam peso meksiko pada saat kurs nilai tukar sebesar P1= $0,13 seandainya peso mengalami depresuasu menjadi P1=$0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul. Berdasarkan data diatas menunjukan metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan metode kurs ini hingga keuntungan sebesar $360 bila menggunakan moneter nun moneter.

TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN
  •     Kanada

Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
  •      Inggris

Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
  •       Australia

Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
  • Selandia Baru

Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru  juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.
  •  Jepang

Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.

CONTOH TRANSLASI
SOAL :
Tanggal 1 Desember 1984 Eksportir USA menjual secara kredit kepada importer Indonesia senilai 1 juta kurs USD 0.20 (SEK I)
Jangka waktu piutang 90 (3 bulan), hari untuk menghindari resiko menerima < USD 200.000 (0.2 x 1juta), eksportir USD membeli kontrak forward tanggal 31 Desember 1984 untuk mengirim SEK 1.000.000 untuk USD 0.19, pada tanggal 1 Maret 1985 pada kurs USD 0.17 (SEK I)
JURNAL :
TANGGAL
TRANSAKSI
D
K
1/12/’84
Piutang Kontrak
Diskon yang ditunda
     Hutang Kontrak SEK
Perhitungan :
(0.2-0.19) x 1juta = 10.000
0.2 x 1 juta = 200.000
0.19 x 1 juta = 190.000
>190.000
  >10.000
    


>>200.000
31/12/’84
Hutang Kontrak SEK
     Keuntungan Transaksi
>10.000

>>10.000
Note : Untuk mencatat keuntungan transaksi tambahan dengan menyesuaikan kontrak forward dengan kurs USD 0.19
31/12/’84
Beban DIskon
     Diskon yang ditunda
Perhitungan :
Amortisasi diskon yang tertunda untuk 1 bulan
10.000 / 3 = 3.333
>3.333

>>3.333
1/3/’85
Hutang kontrak SEK
     Keuntungan Transaksi
>20.000

>>20.000
NOTE : Untuk mencatat keuntungan transaksi tambahan dengan menyesuaikan kontrak forward dengan kurs yang berlaku (0.19-0.17) x 1 juta
1/3/’85
Beban Diskon
     Diskon yang ditunda
(10.000-3.333)
6.667

6.667
1/3/’85
Hutang Kontrak SEK
    Valas
(mencatat pengiriman SEK 1 juta kepada Indonesia)
170.000

170.000
1/3/’85
Kas
     Piutang Kontrak
(Untuk mencatat penerimaan kas USD 190.000/kontrak forward)
190.000

190.000


BAB III
KESIMPULAN

Translasi mata uang asing terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti di Kanada, Inggris dan lainnya yang secara teori merupakan transaksi yang kompleks. Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1.        Mencatat transaksi mata uang asing;
2.        Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3.        Berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Daftar Pustaka
http://akuntan-si.blogspot.co.id/2012/08/contoh-transaksi-dan-translasi-mata.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Kewirausahaan

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL